Senin, 10 Agustus 2015

1 + 1 = 3 ?

1+1=3 bukanlah suatu persoalan matematika melainkan sebuah filsafah hidup. Artinya, saat 2 orang bekerja secara sinergi, maka hasil yang diperoleh akan lebih baik daripada mereka bekerja berdua tanpa adanya koordinasi, sinergi, kerja sama yang baik. Lalu, bagaimana menerapkan hal tersebut pada suatu produk?

Tentu mudah! Jika sebuah produk sudah melebihi kapasitas pemakaiannya, anda tentu akan mulai berpikir untuk membeli produk tambahan. Dengan membeli produk yang serupa dengan yang sebelumnya, anda hanya menerapkan prinsip 1+1=2 seperti pada umumnya. Untuk mendapatkan hasil lebih, anda dapat membeli produk yang setingkat di atasnya sehingga tidak hanya anda dapat menambah kapasitas penggunaan produk, tetapi anda juga mendapatkan keuntungan lebih dari pembelian produk kedua tersebut.

Nah, misalnya saja produk hematologi. Kita semua tahu bahwa pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan dasar dan setiap rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun laboratorium perlu memiliki alat ini. Jumlah pemeriksaan darah rutin cukup banyak sehingga pada beberapa rumah sakit, laboratorium, dan lain-lain kapasitas pemakaian satu produk hematologi tidak lagi mencukupi kebutuhan pasien. Anda yang sebelumnya baru menggunakan produk hematologi 3- diff dapat menerapkan prinsip 1+1=3 dengan menambah produk hematologi 5-diff. Selain hasil yang dapat dikorelasi antar keduanya, dengan penambahan produk hematologi 5-diff, anda dapat lebih spesifik mendapatkan hasil perhitungan dari setiap jenis sel darah putih. Tak hanya itu, jumlah sel yang mengalami kelainan juga dapat dihitung.

PT Setia Anugrah Medika menyediakan produk hematologi 3-diff (BCC-3600) dan hematologi 5-diff (BF-6500) yang kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Untuk spesifikasi lengkap dapat dilihat di website (http://setia-medika.co.id/hematology.html). Bagi anda yang ingin membeli produk ini melalui e-katalog silahkan cek link berikut (https://katalog.lkpp.go.id/e-katalog-alkes/) pada menu alat laboratorium - peralatan hematologi dan patologi analyzer.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar