Hipotiroid mungkin istilah yang cukup sering didengar oleh para ibu yang baru memiliki bayi. Tetapi tidak jarang pula hal ini dianggap sepele dan tidak dihiraukan. Namun, ternyata kondisi ini merupakan hal yang tidak boleh dianggap sepele sehingga kompas mengeluarkan artikel mengenai hipotiroid. Berikut artikelnya..
Kasus Hipotiroid Bawaan Tinggi
Kompas, 28 Mei 2015
JAKARTA, KOMPAS – Gangguan tiroid kongenital atau bawaan
pada bayi di Indonesia tinggi. Hasil penapisan pada bayi yang dilakukan
Kementerian Kesehatan pada 2000-2004 di beberapa provinsi menctat, sekitar 0.4
per 1,000 bayi mengalami hipotiroid kongenital.
Hal itu berarti satu dari sekitar 3,000 kelahiran mengalami
gangguan tiroid. Hipotiroid kongenital ialah gangguan bawaan pada bayi baru
lahir berupa rendahnya hormon tiroid atau kelenjar gondok. Bayi dengan
hipotiroid kongenital bisa mengalami gangguan pertumbuhan, kemampuan
intelegensia, dan metabolism, bahkan keterbelakangan mental.
“Jika tidak diintervensi, diperkirakan pada 16-26 tahun
mendatang, 24,000-26,000 penduduk Indonesia menyandang keterbelakangan mental,”
kata Staf Ahli Bidang Medikolegal Kementerian Kesehatan Tritarayati, Selasa
(26/5), di Jakarta. Angka kelahiran di Indonesia dalam setahun 4.7 juta bayi.
Kerugian Negara akibat tingginya penderita hipotiroid
kongenital mencapai Rp 309 triliun per tahun. Selain itu, buruknya mutu
kesehatan penduduk bisa mengancam bonus demografi.
Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Achmad
Rudijanto mengatakan, hipotiroid kongenital pada bayi disebabkan kurangnya
asupan yodium bagi ibu hamil. Kebutuhan yoidum pada ibu hamil 200 mikrogram
garam per hari. Sumber yodium ialah garam beryodium dan aneka makanan laut. “Yidum
dari ibu memproduksi hormone tiroid pada bayi,” ucapnya.
Di usia 3-4 hari sejak lahir, bayi harus diperiksa untuk
mendeteksi hipotiroid kongenital. Pemerksaan lewat uji sampel darah. Jika positif
kena hipotiroid kongenital, bayi mesti diterapi sulih hormone levotiroksin
sebelum berusia satu bulan agar bisa tumbuh kembang normal.
Namun, program penapisan hipotiroid kongenital oleh Kemenkes
belum merata. Tahun 2014, penapisan baru diterapkan di 14 provinsi. Targetnya,
pada 2016, semua provinsi sudah menerapkan penapisan dan layanan dilakukan di
puskesmas.
Tritarayati berharap masyarakat berinisiatif memeriksakan
bayinya untuk mendeteksi dini hipotiroid kongenital. “Pola hidup sehat harus
dibiasakan, terutama gizi seimbang dan garam beryodium,” ujarnya. (B04)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar